Hasil Percobaan Jaminan Penghasilan Dasar di Stockton Diumumkan

Walikota Stockton, Michael Tubbs (29 Tahun). Sumber foto: KQED

Saat Walikota Stockton, California, Michael Tubbs (29 tahun), meluncurkan kebijakan pemberian uang tunai sebesar $500 per bulan secara cuma-cuma dalam bentuk jaring pengaman sosial, muncul banyak pro kontra. Hal ini tentu tidak mengagetkan. Para pengkritik kebijakan ini mengatakan hal itu akan mengurangi insentif bagi orang-orang untuk mencari pekerjaan disamping juga dianggap menghambur – hamburkan uang pemerintah.

Namun disisi lain, kebijakan Mayor Tubbs ini justru mendapat angin segar dan momentum karena pada saat bersamaan Ia mendapatkan patron secara nasional berkat munculnya calon presiden dari Partai Demokrat tahun 2020, Andrew Yang, yang berjanji untuk memberikan Freedom Dividend $1.000 per bulan, atau $12.000 per tahun, untuk semua warga negara AS yang berusia di atas 18 tahun. Sebuah model yang sama hanya dengan skala yang berbeda.

Hasil awal dari uji coba Stockton ini pun muncul ditengah sorotan dan antusiasme publik terhadap UBI sedang tinggi. Hal ini menyebabkan banyak orang tertarik untuk melihat hasil percobaan Stockton secara lebih cermat dan jeli.

Program Tubbs yang diberi nama SEEED (Stockton Economic Empowerment Demonstration) ini telah digulirkan sejak Februari 2019 lalu dan akan dijalankan selama delapan belas bulan. Sekitar 125 penduduk Stockton yang hidup di bawah garis pendapatan rata-rata (sekitar $ 46.000 per tahun) telah terpilih untuk menerima “gaji” bulanan sebesar $500 tersebut. Uang didistribusikan dalam bentuk kartu debit. Pendanaan pertama program ini sebesar $ 1 juta berasal dari Proyek Keamanan Ekonomi dan kelompok penelitian yang diketuai bersama oleh co-founder Facebook, Chris Hughes, serta aktivis Natalie Foster dan Dorian Warren.

Stockton sendiri adalah salah satu kota di AS yang menyatakan diri bangkrut pada tahun 2012 lalu. Tingkat penganggurannya sekitar 7,5 persen (rata-rata negara bagian adalah 4,3 persen), dan peringkat ke-18 untuk kemiskinan anak dari seluruh kota di Amerika. Tubbs mengatakan tujuannya dengan eksperimen Stockton adalah untuk melihat beragam cara penerima menginvestasikan uang mereka, apakah mereka akan mengambil lebih banyak cuti untuk kegiatan lain, kembali ke sekolah, atau menjadi volunteer.

Baru-baru ini, pemerintah kota Stockton merilis data pertama tentang program tersebut. Hasilnya, sebagian besar peserta ternyata membelanjakan uang mereka untuk membeli bahan makanan, pakaian, dan membayar tagihan. Para peneliti SEED mengikuti bagaimana perjalanan uang tersebut di tangan penerima. Sekitar 40 persen dari $500 itu ternyata ditarik sebagai uang tunai, sehingga para peneliti harus mengandalkan partisipan untuk memberi tahu mereka ke mana uang mereka itu dibelanjakan.

Secara umum, penerima telah menghabiskan hampir 40 persen dari pendapatan dasar mereka untuk makanan, 24 persen untuk penjualan dan barang dagangan, 11 persen untuk tagihan listrik, dan 9 persen untuk perbaikan mobil dan bensin. Informasi ini berguna untuk menyangkal mitos bahwa orang menjadi miskin karena mereka adalah agen yang tidak rasional. Menurut salah satu penelitinya, Stacia Martin-West, Profesor dari Universitas Tennessee, sejauh ini penerima membuat keputusan keuangan yang benar-benar rasional.

Lagi-lagi percobaan ini menyangkal tudingan bahwa orang miskin yang mendapatkan uang secara gratis akan menghamburkannya pada hal-hal sepele atau berbahaya seperti minuman keras dan obat-obatan terlarang. Namun tentu saja data ini bersifat sementara. Eksperiman ini masih memiliki waktu 10 bulan lagi.

Menurut Matt Zwolinski, direktur Pusat Etika, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Universitas San Diego, percobaan itu kemungkinan tidak akan memberikan informasi yang berguna dari perspektif ilmu sosial mengingat ukuran dan durasinya yang terbatas. Jumlah peserta atau penerima program ini juga dianggap terlalu kecil, hanya 125 orang dari sekitar 311.000 penduduk Stockton yang tinggal di atau di bawah garis pendapatan rata-rata.

Meskipun percobaan ini memiliki keterbatasan dalam memastikan bagaimana pendapatan dasar mengubah perilaku seseorang, para peneliti mengatakan bahwa mereka sebenarnya juga mengukur sesuatu aspek lain yang tak kalah penting, yaitu bagaimana jaminan pendapatan mempengaruhi kesehatan fisik dan mental peserta? Mengurangi tekanan ekonomi dan psikis manusia adalah metrik yang penting.

Susie Garza, salah satu penerima program jaminan pendapatan dasar di Stockton California menunjukkan kartu debet yang didapatkannya untuk menerima pembayaran bulanan (AP Photo/Rich Pedroncelli)

Sebagai contoh, dalam uji coba pendapatan dasar yang dilakukan di tempat lain, penerima telah terbukti menunjukkan peningkatan kebahagiaan dan kesehatan. Percobaan di Finlandia mencatat bahwa penerima merasa lebih bahagia dan berkurang stres-nya setelah mengikuti program jaminan penghasilan dasar. Mereka juga melaporkan meningkatnya kepercayaan publik pada lembaga sosial. Di Dauphin, sebuah kota di Manitoba, Kanada, skema pendapatan dasar pada tahun 1970-an mengalami penurunan kunjungan pasien ke dokter dan penurunan 8,5 persen tingkat rawat inap di rumah sakit.

Stres yang tidak terkendali bisa berujung pada meningkatnya angka bunuh diri. Jenis stres paling merusak sering kali dihasilkan dari ketidakamanan ekonomi. Tentu saja masih banyak hal yang harus dipelajari tentang bagaimana pendapatan dasar mempengaruhi masyarakat. Itulah sebabnya Proyek SEED ini mendanai banyak penelitian untuk lebih memahami dampak tunjangan uang tunai tanpa syarat ini.

Sumber:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *