Pembayaran Basic Income Menggunakan Mata Uang Komunitas: Mengapa dan Bagaimana?

Ide Jaminan Pendapatan Dasar seperti yang saat ini sedang diuji di beberapa tempat (Kenya, Jerman, dan Korea Selatan), semakin mendapat tempat dan diakui sebagai salah satu alternatif solusi bagi pengurangan kemiskinan di masa depan. Perkembangan ini, termasuk basic income skala besar seperti di Brazil, menjadi tanda-tanda bahwa pendekatan klasik dalam penanggulangan kemiskinan, seperti kredit keuangan mikro, pendampingan keluarga miskin, dan targeted policy lainnya, perlu ditinjau ulang secara menyeluruh.

Gagasan bahwa memberikan uang kepada setiap orang – dengan meminimalisir pendampingan atau birokrasi berbelit lainnya – di negara berkembang akan memungkinkan orang untuk terlibat lebih jauh dalam kreativitas ekonomi serta memiliki peluang keluar dari kemiskinan melalui akses pada pendidikan dan kesehatan yang lebih memadai.

Namun demikian, program-program eksperimen UBI ini masih mendapat kritik karena dianggap bergantung pada “niat baik” atau “kedermawanan” orang kaya. Padahal, bisa saja kekayaannya itu berasal dari eksploitasi sumber daya alam dan upah murah. Kritik ini tentu benar dan sangat berdasar.

Christopher Blattman, salah satu pakar transfer tunai terkemuka, berpendapat bahwa tanpa adanya sisi penawaran dari pemerintah (seperti penyediaan fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan yang baik) maka pendapatan dasar sulit untuk berfungsi dengan semestinya. Blattman menilai stabilitas politik dan kepastian ekonomi jauh lebih penting untuk menumbuhkan kekayaan masyarakat di suatu negara.

Tentu saja tantangan ini tidak menghalangi uji coba UBI, namun kritik di atas tentu perlu jawaban yang kongkrit. Termasuk bagaimana agar UBI tidak hanya feasible tapi juga sustainable. Pengembangan ekonomi lokal yang berkelanjutan adalah kata kunci, agar uang pembayaran UBI tidak begitu saja “menguap” kembali pada rantai pasok global yang selama ini menguasai perekonomian.

Bagaimana agar uang tersebut tetap berputar dalam komunitas dan menciptakan peluang-peluang ekonomi baru? Inilah pertanyaan besar yang menggiring pada satu alternatif solusi lainnya, yaitu pembayaran basic income menggunakan mata uang lokal (community currency).

Mengubah jenis mata uang untuk penanggulangan kemiskinan adalah salah satu cara penting untuk membawa perubahan dalam jangka panjang.

Mata Uang Komunitas

Mata uang komunitas bukanlah ide baru. Ia pun telah diujicobakan di banyak tempat, termasuk di Kenya, Brixton, Bristol, Barcelona dan yang terbaru di Korea Selatan. Eksperimen mata uang lokal ini pun menunjukkan hasil yang menjanjikan. Mata uang lokal dianggap mampu mengembangkan bisnis koperasi di dalam masyarakat sebagai sumber jaminan untuk voucher yang diterbitkan sebagai kredit bebas bunga kepada anggota masyarakat serta untuk layanan sosial dan lingkungan.

Voucher ini beredar di masyarakat dan dapat digunakan di toko, sekolah, klinik, atau jaringan usaha koperasi di kota/desa tersebut. Selain membentuk alat tukar yang stabil, suntikan uang ke masyarakat dalam bentuk mata uang komunitas itu akan membantu mengamankan aset-aset lokal, meningkatkan penjualan lokal dan membantu secara langsung mengembangkan ekonomi lokal.

Penghasilan dasar dalam mata uang masyarakat berdasarkan aset koperasi seperti peternakan, perikanan, pertanian, sayuran, perkebunan, toko grosir dan lain-lain, bisa berjalan lebih efektif daripada penghasilan dasar berdasarkan dana pinjaman atau dana dari donor/charity.

Mata uang komunitas memungkinkan pendanaan menjadi lebih efektif, karena mendorong sirkulasi dalam komunitas untuk jangka waktu yang panjang. Ketika mata uang komunitas ini bertemu dengan usaha berbasis koperasi, maka akan semakin banyak bisnis koperasi yang bisa dikembangkan, tenaga kerja yang diserap, dan kesejahteraan yang bisa dinikmati oleh komunitas.

Meskipun dampaknya mungkin tidak secepat UBI dengan mata uang biasa, namun UBI berbasis mata uang komunitas ini akan memiliki daya tahan yang lebih baik dibanding dengan UBI yang didanai oleh dukungan donor.

Dengan secara langsung mengembangkan aset koperasi menjadi sistem yang mendistribusikan aset dan keuntungan kepada masyarakat yang lebih luas, mata uang komunitas dapat secara langsung mempengaruhi pembangunan lokal dan bertahan lebih lama.

Sambil terus menanti hasil studi tentang Penghasilan Dasar Universal yang sedang berlangsung, penting juga untuk menguji model lain, termasuk mengawinkan UBI dengan mata uang komunitas ini.

*pada artikel dan working paper UBI berikutnya, IndoBIg Network akan menulis secara khusus tentang bagaimana teknis dan tahapan implementasi mata uang komunitas ini dari berbagai eksperimen yang sudah pernah dijalankan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *