Pada tahun 1967, Martin Luther King Jr – seorang tokoh politik, rohaniawan, dan pemimpin pergerakan termahsyur di era modern Amerika Serikat – menulis sebuah buku berjudul “Where Do We Go From Here: Chaos or Community” yang berisi tentang mimpi-mimpinya akan masa depan masyarakat Amerika. Di akhir buku tersebut, ia mengungkapkan salah satu mimpi besarnya yaitu memberikan “guaranteed income” kepada Amerikan sebagai wujud kesetaraan (equality) yang mendasar. Ia pun melihat bahwa ketimpangan ekonomi, diskriminasi sosial, rasial dan politik yang mencolok pada masa itu seharusnya dapat diselesaikan dengan re-distribusi pendapatan serta mengintegrasikan program-program pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan.
“…It’s much easier to integrate a lunch counter than it is to guarantee an annual income. It’s much easier to integrate a bus than it is to get a program that will force the government to put billions of dollars into ending slums.”
Martin Luther King, Jr.
Menurut Luther King Jr., perubahan positif secara psikologis akan muncul dan menyebar di tengah masyarakat manakala pemerintah memperluas program jaminan ekonomi seperti basic income. Kehormatan individu akan kembali tegak ketika ia mampu membuat keputusan sendiri atas hidupnya serta mendapatkan “kepastian” atau jaminan pendapatan dasar yang relatif stabil. Konflik personal antara suami, istri, dan anak juga akan dapat dikurangi secara drastis manakala kekurangan pendapatan mereka dapat diatasi sedini mungkin. Ia juga menegaskan bahwa jaminan pendapatan dasar ini harus bersifat dinamis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan besaran nilainya dipatok berdasarkan rata-rata pendapatan kelas menangah, bukan kelas bawah. Sebuah ide yang “visioner” dan mungkin terdengar “utopis” pada masa itu. Bagaimana dengan masa kini dan masa depan? mungkinkah?
“…Two conditions are indispensable if we are to ensure that the guaranteed income operates as a consistently progressive measure. First, it must be pegged to the median income of society, not at the lowest levels of income. To guarantee an income at the floor would simply perpetuate welfare standards and freeze into the society poverty conditions. Second, the guaranteed income must be dynamic; it must automatically increase as the total social income grows. Were it permitted to remain static under growth conditions, the recipients would suffer a relative decline. If periodic reviews disclose that the whole national income has arisen, then the guaranteed income would have to be adjusted upward by the same percentage. Without these safeguards a creeping retrogression would occur, nullifying the gains of security and stability…” (MLK)