Basic Income Khusus Tunawisma di Kanada

Dua tahun lalu (2018), Foundations for Social Change (FSC) meluncurkan proyek percontohan Vancouver New Leaf. Proyek percontohan ini untuk menguji coba pendekatan pemberian transfer tunai langsung (direct giving) kepada tunawisma atau homeless (mereka yang tinggal di jalanan atau rumah penampungan sementara karena tidak mampu menyewa rumah). Eksperimen ini kemudian dievaluasi dengan metode uji coba terkontrol secara acak (a randomized controlled trial) dan diterbitkan laporannya pada bulan Oktober 2020. 

Partisipan dalam proyek eskperimen ini diseleksi secara hati-hati dengan beberapa kriteria, seperti usia penerima, lamanya waktu menjadi tunawisma, status kewarganegaraan, dan tingkat fungsionalitas (kesehatan mental dan tingkat keparahan atau ketergantungannya pada obat-obatan dan alkohol). Lima puluh (50) orang kemudian terpilih secara acak untuk menerima transfer tunai satu kali sebesar $7.500 (kurang lebih setara Rp. 110.512.500 dengan kurs rupiah Rp.14.735). Jumlah ini dibayarkan ke rekening bank peserta dalam satu jumlah sekaligus. 

Seperti halnya eksperimen Basic Income di Kenya dengan pola lumpsum, Pendekatan ini percaya bawah dengan memberikan uang tunai secara cuma-cuma (baik secara bulanan maupun lumpsum), akan memiliki potensi yang lebih besar untuk mengubah kehidupan seseorang secara lebih baik dibanding dengan skema jaminan sosial biasa. Sebelum mendapatkan transfer tunai, partisipan menyelesaikan serangkaian pelatihan dengan beberapa materi terkait pengembangan rencana pribadi dan latihan pengenalan diri. Peserta terpilih juga ditawari pembinaan selama enam bulan untuk mendukung mereka dalam mengembangkan keterampilan dan strategi hidup. 

Secara total, ada sekitar 115 peserta yang secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di bawah ini: 

Kelompok 1: 25 orang menerima $7,500 + workshop & coaching 

Kelompok 2: 25 orang menerima $7,500 saja 

Kelompok 3: 19 orang mendapatkan workshop & coaching saja 

Kelompok 4: 46 orang kelompok kontrol (tidak mendapat uang, workshop, dan coaching). 

Hasil Eksperimen 

Setelah dilakukan evaluasi selama 12 bulan (1 tahun), tim peneliti mengumumkan hasil observasi dan studi mereka. Berikut ini adalah ringkasan hasil eksperiman direct giving kepada tunawisma tersebut: 

Jumlah Hari Menjadi Tunawisma Berkurang 

Untuk kelompok penerima uang tunai (cash group), jumlah hari mereka di jalanan (menjadi tunawisma) turun dari 77% menjadi 49% pada bulan pertama. Sementara itu, kelompok non tunai meningkat dari 64% menjadi 78% (lihat gambar 1). Penerima uang tunai keluar dari status tunawisma lebih cepat dibanding dengan rekannya yang tidak menerima uang tunai. Hal ini tentu menggembirakan, sebab pindah dari tempat penampungan ke dalam rumah sendiri tentu memberikan stabilitas, mengurangi risiko mengalami kekerasan dan trauma, serta meningkatkan kesehatan partisipan.

Gambar 1. Perbandingan Lama Hari Menjadi Tunawisma antara kelompok penerima uang tunai (cash) dan non-tunai (non-cash). Dalam analisis, kelompok cash terdiri dari kelompok 1 dan 2, sedangkan kelompok non-cash adalah gabungan dari kelompok 3 dan 4.

Tunawisma Tidak Membelanjakan Uangnya Sekaligus

Satu bulan setelah partisipan menerima pembayaran, penerima uang tunai memiliki tabungan tambahan hingga $ 4.000. Mereka juga mampu menyisakan uang tersebut hingga $ 1.000 selama 12 bulan berjalan. Sebaliknya, tabungan untuk kelompok non tunai sebagian besar tetap datar (lihat gambar 2). Hal ini tentu menantang asumsi tentang pengeluaran impulsif yang selama ini ditakutkan. Penerima uang tunai tidak membelanjakan uangnya sekaligus alias tidak tiba-tiba menjadi konsumtif, namun mereka mampu menyimpan dalam jumlah yang signifikan selama 1 tahun. Tingkat penghematan ini tentu sangat mengesankan mengingat tingginya biaya hidup di Vancouver.

Gambar 2. Para tunawisma penerima bantuan tunai mampu menahan diri dari konsumsi berlebih secara mengesankan dan mampu menyisakan uang hingga $1,000 setelah 12 bulan.

Ketahanan Pangan Meningkat

Sekitar 67% penerima uang tunai mengalami peningkatan ketahanan pangan hingga 37 poin persentase setelah 1 bulan pertama dibanding Kelompok non tunai yang hanya meningkatkan 2 poin persentase selama periode yang sama. Selain itu, penerima uang tunai juga mampu menjaga keamanan pangan mereka secara lebih baik selama 12 bulan penuh (lihat gambar 3). Keamanan pangan ini tentu elemen yang sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Transfer tunai terbukti mampu mendorong dan mempertahankan ketahanan pangan individu. Bahkan, ia juga dapat memberi peluang untuk peningkatan kualitas serta kemampuan manajemen si penerima program.

Gambar 3. Perbandingan ketahanan pangan antara kelompok penerima uang tunai (kiri/biru) dan kelompok pembanding yang tidak menerima uang tunai (kanan)

Konsumsi Alkohol, Rokok, dan Obat-obatan terlarang berkurang drastis

Selama 12 bulan, penerima uang tunai mengurangi pengeluaran untuk barang-barang seperti alkohol, rokok, atau obat-obatan hingga 39%. Temuan ini menjadi sangat penting mengingat banyak sekali kesalahan persepsi bahwa orang miskin atau tunawisma cenderung akan membelanjakan uang yang mereka terima untuk barang-barang seperti alkohol, rokok, atau obat-obatan terlarang. Temuan ini menentang mitos yang mendiskreditkan orang miskin seperti itu. Secara keseluruhan, penerima uang mengeluarkan lebih banyak uang untuk sewa rumah, makanan, dan membayar tagihan-tagihan. Transfer tunai nyata-nyata memberikan lebih banyak pilihan dan memungkinkan orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Stereotip bahwa orang miskin akan menghambur-hamburkan uang mereka (aji mumpung) juga terpatahkan dari hasil eksperimen ini. Para tunawisma terbukti membelanjakan uang mereka untuk barang-barang penting seperti makanan dan pakaian untuk anak-anak mereka (lihat gambar 4).

Gambar 4. Rata-rata pengeluaran tunawisma penerima uang tunai selama 12 bulan


Rencana Ekspansi Program

Melihat berbagai sinyal positif dan menjanjikan dari uji coba di atas, eksperimen ini akan dilanjutkan dan ditambah jumlah partisipannya dari 50 orang tunawisma menjadi 200 orang. Jumlah trasnfer juga akan ditingkatkan dari %7,500 menjadi $8,500. Selain itu, akan ada berbagai dukungan non-tunai lainnya yang akan diberikan kepada 450 peserta dalam proyek perluasan, termasuk smartphone gratis dengan layanan dan data di dalamnya. Pelatihan literasi finansial dan program kelompok bulanan juga akan disertakan dalam desain lanjutannya. Hasil dari eksperimen ini tentu saja akan mengisi kesenjangan pengetahuan yang penting dan menunjukkan bagaimana bantuan tunai dapat menjadi solusi alternatif untuk mengurangi tunawisma.

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *