Ketertarikan ilmuwan untuk mempelajari Basic Income Guarantee (BIG) di dunia akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang cukup pesat. Kajian bibliometrik dan literature review yang dilakukan oleh IndoBIG menunjukkan adanya penambahan dokumen ilmiah secara signifikan yang direkam oleh Scopus sebagai salah satu database publikasi ilmiah terkemuka di dunia. Seperti terlihat pada gambar 1 di bawah ini, dalam sepuluh tahun terakhir, terjadi lompatan jumlah publikasi ilmiah di Scopus dengan total menjadi sebanyak 475 dokumen yang terikat dengan kata kunci “basic income” (1985-2017).
Disamping peningkatan jumlah artikel, kajian tentang BIG juga tidak didominasi oleh satu bidang keilmuan (ekonomi), melainkan juga dikaji secara multidisiplin. Seperti tampak dalam gambar 2, lebih dari lima puluh persen artikel yang mengkaji BIG berasal dari rumpun ilmu sosial, 39,6% berasal dari ekonomi dan sisanya dari bidang keilmuan yang lain. Artinya, BIG ini tidak hanya menarik minat ekonomi tetapi juga ilmuwan sosial lainnya seperti sosiologi, psikologi, anthropologi, filsafat, bahkan dari pertanian, lingkungan dan ilmu komputer.
Meskipun demikian, kajian tentang BIG ini memang masih didominasi oleh ilmuwan dari negara Barat, seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Kanada (gambar 3). Hal ini dapat dimaklumi mengingat akar historis dan perdebatan tentang BIG memang berkembang di barat atau di negara-negara kapitalis maju dimana perkembangan teknologi berjalan sangat pesat dan menyentuh setiap lapisan masyarakatnya. Globalisasi dan krisis ekonomi (terutama setelah tahun 2008) yang melanda dunia juga mendorong lahirnya banyak pemikiran-pemikiran baru yang berupaya mengkritik atau menggantikan tatanan ekonomi yang didominasi oleh kapitalisme global (neoliberal) ini. termasuk, krisis ekonomi dan politik di Eropa yang juga akhirnya mendorong kritik atas implementasi negara kesejahteraan (welfare state) di wilayah tersebut. Dalam konteks inilah wacana BIG semakin mendapatkan relevansinya. Tertarik untuk mendalami?