Ini Dia Hasil Evaluasi The Ontario Basic Income Pilot (OBIP)

Pada pertengahan tahun 2018, gubernur Ontario yang baru saja terpilih dalam pemilu, Doug Ford[1], mengumumkan bahwa Ia dan pemerintahan barunya akan menghentikan program Ontario Basic Income Pilot (OBIP)[2] yang sudah berjalan sejak tahun 2017. Partisipan pun akan menerima pembayaran terakhirnya pada tanggal 31 Maret 2019[3].

Beberapa aktivis yang tergabung dalam Ontario Basic Income Network (OBIN) dan The Basic Income Canada Network (BICN) pun merespon dengan mengeluarkan petisi untuk mencoba menghentikan kebijakan tersebut. Lebih dari tiga puluh ribu orang turut menandatangani petisi penolakan tersebut. Dari sejumlah orang yang mendukung petisi tersebut, sekitar seribu lima ratus orang diantaranya adalah para penerima OBIP. Untuk mengantisipasi agar eksperimen yang telah berjalan tetap dapat dievaluasi, OBIN and BICN pun menggelar survey kepada para penerima OBIP tersebut pada bulan Desember 2018 hingga pertengahan Januari 2019. Di dalam survey ini, mereka memberikan sekitar 22 pertanyaan, baik terbuka maupun tertutup, kepada setiap responden. Hasilnya, terdapat 424 responden atau sekitar 9,4% dari total penerima program yang mengembalikan kuesioner. Pada bulan Maret 2019, BICN and OBIN pun mengumumkan hasil kajiannya dengan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

Satu, dalam hal pemanfaatan uang yang diterima dari program OBIP, responden menggunakannya dengan cara mereka sesuai permasalahan unik yang dihadapinya masing-masing. Ada responden yang menggunakan tambahan uang tunai tersebut untuk membayar hutang-hutangnya, ada yang pergi ke dokter gigi untuk memeriksakan giginya, ada yang kembali ke sekolah, ada yang mendaftarkan anak-anaknya untuk mengikuti program rekreasi, dan ada juga yang menyimpannya untuk keperluan tak terduga di masa mendatang. Temuan paling seragam dalam pemanfaatan uang ini adalah hamper seluruh partisipan menyatakan bahwa mereka mampu meningkatkan kualitas serta frekuensi makannya menjadi lebih baik dari sebelum menerima UBI.

Dua, sekitar 80% penerima UBI menyatakan bahwa stres dan kecemasan psikologisnya menurun setelah menjadi partisipan penerima OBIP. Penurunan kecemasan ini tidak datang seketika, namun perlahan-lahan mengikuti manfaat lainnya seperti peningkatan rasa percaya diri, peningkatan performa kerja, dan pengurangan kebutuhan untuk berobat. Artinya, dengan menerima basic income, partisipan telah menunjukkan gejala positif dari sisi psikologis. Kepastian bahwa ”besok saya bisa makan”, misalnya, adalah hal penting yang selalu menjadi masalah bagi orang miskin. Teratasinya persoalan seperti ”uang makan” akan memberikan dampak positif berlipat dalam diri individu maupun keluarga.

Tiga, dilihat dari respon untuk pertanyaan terbuka survey ini, peneliti menyimpulkan bahwa OBIP telah turut mendorong seseorang keluar dari isolasi dan meningkatkan koneksi sosial mereka. Di negara maju seperti Kanada, orang miskin cenderung terisolasi dari pergaualan. Isolasi ini pula yang dianggap turut mendorong tingginya tingkat stres dan kecemasan karena mereka tidak mendapatkan dukungan dari sistem sosial di sekitarnya. Dengan menerima UBI, mereka menjadi memiliki kemampuan finansial yang lebih untuk meningkatkan nilai kepantasan sosial mereka semisal dengan membeli pakaian yang lebih baik, mengajak anak-anaknya untuk mengikuti aktivitas olah raga, menjadi relawan kegiatan sosial, dan lain-lain. Koneksi sosial ini dapat pula dilihat dari meningkatnya waktu yang mereka habiskan bersama teman, keluarga, dan anak-anak.

Empat, survey ini menunjukkan bahwa mayoritas pertisipan dalam program ini memiliki tingkat pendidikan yang cukup terbatas serta memiliki pekerjaan yang tidak berprospek baik atau tidak memiliki jenjang karir yang lebih tinggi (62,4%). Oleh karena itu, sebagian responden (32,5%) memutuskan menggunakan basic income yang diterimanya itu untuk meneruskan kembali sekolahnya atau meningkatkan keterampilan mereka. Ini merupakan sinyal yang sangat bagus dimana ketika seseorang menerima uang cuma-cuma, mereka tetap berpikir untuk meningkatkan pendidikan dan pengembangan dirinya. Dengan kata lain, yang membuat mereka selama ini menyerah dan tidak melanjutkan pendidikan adalah karena mereka tidak memiliki pilihan lain. Kehadiran UBI telah membuka kembali pilihan itu dan mereka pun mengambil kesempatan emas itu tanpa ragu.

Lima, sebagian penerima OBIP juga menyatakan bahwa transfer tunai yang diterima dalam program ini telah membantu mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau kesempatan kerja yang lebih baik. Mereka mampu memperbaiki kendaraan (mobil) yang selama ini digunakan untuk bekerja, membeil tiket bus untuk wawancara kerja, membeli bensin untuk kendaraan mereka, dan lain-lain yang bersifat mendukung peningkatan performa kerja atau pun kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Sayangnya, tiba-tiba saja di tengah perjalanan pilot OBIP ini, pemerintah menghentikan pendanaan dan membawa dampak ”buruk” kepada para partisipan.

Dampak negatif tersebut berupa kembalinya kecemasan dan beberapa masalah kesehatan akibat kehilangan jaminan yang selama beberapa bulan mereka nikmati. Rencana yang telah mereka susun pun menjadi buyar. Sebagian bahkan keluar lagi dari sekolah karena ingin mengalihkan uang sekolahnya untuk kebutuhan stok makanan. Mereka yang telah pindah ke rumah sewa yang baru pun terancam untuk kembali keluar karena tidak lagi mendapatkan tambahan uang dari OBIP. Mereka yang semula mencicil hutangnya sedikit demi sedikit pun akhirnya mempercepat pembayaran hutangnya dan menunda rencana lainnya. Sebagian berjaga-jaga dengan mulai menyimpan yang masih tersisa. Meskipun sebagian responden mengaku akan mampu mengatasi kehilangan ini, namun hampir semuanya merasa kehilangan harapan.

Pada akhir pertanyaan survey, para peneliti pun menanyakan dampak negatif dari OBIP ini. Sebagian responden menjawab bahwa mereka masih mengalami masalah administrasi dan birokrasi yang dianggap cukup sulit. Namun sebagian besar menyatakan bahwa satu-satunya dampak negatif dari program ini adalah penghentian program itu sendiri oleh pemerintah. Hal ini tentu menjadi perhatian para aktivis maupun kritikus UBI, dimana setiap eskperimen perlu melihat dengan jeli aspek-aspek tak terduga seperti kebijakan politik yang berubah sewaktu-waktu (mungkin karena pemilu atau pergantian kekuasaan) yang memberi dampak langsung kepada keberlanjutan program UBI itu sendiri. Ini pula yang bisa menjadi kelemahan jika program UBI sepenuhnya dijalankan oleh pemerintah namun tidak didukung oleh pemerintahan selanjutnya. Memayungi program UBI dalam sebuah Undang-Undang mungkin akan menjadi salah satu solusi agar kebijakan seperti ini tidak tiba-tiba terhenti di tengah jalan.

Foto: Humans of Basic Income

===

Laporan lengkap bisa diunduh disini: https://www.basicincomecanada.org/time_for_national_action_new_report_shows_ontario_basic_income_pilot_was_on_track_to_success 

[1] https://medium.com/basic-income/doug-ford-cancelled-ontarios-basic-income-pilot-experiment-because-it-was-working-75dd504d5fe6

[2] https://www.ontario.ca/page/ontario-basic-income-pilot

[3] https://news.ontario.ca/mcys/en/2018/08/ontarios-government-for-the-people-announces-compassionate-wind-down-of-basic-income-research-projec.html

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *