Mungkin ada yang bertanya-tanya, mengapa banyak eksperimen Universal Basic Income (UBI) tetapi tidak benar-benar “universal”? Apakah layak eksperimen semacam itu diklaim sebagai praktik UBI?
Pertanyaan di atas tentu tak hanya mengusik mereka yang anti-UBI, tetapi juga menjadi debat menarik di kalangan pro-UBI. Faktor pembeda utama antara kebijakan jaminan sosial atau bantuan sosial konvensional dengan UBI adalah pada faktor “U” itu sendiri. Efek pembayaran secara universal inilah yang – secara teoritik – diyakini akan mampu membalikkan keadaan dan mendistribusikan kekayaan secara lebih adil dalam arti yang sebenarnya. Namun demikian, banyak eksperimen dengan label UBI tetapi tidaklah universal dalam prakteknya. Paling ‘hebat’ baru bisa mengadopsi prinsip unconditional (tanpa syarat), individual, tunai, dan periodik saja.
Jika demikian faktanya, lantas apa kontribusi dari beragam eksperimen yang “kecil-kecil” dan tidak universal itu? Mengapa harus ada eksperimen basic income khusus seniman, khusus anak muda, khusus pengangguran, khusus tuna wisma, khusus Indian, khusus petani, dan lain sebagainya itu?
Benang merahnya adalah bahwa beragam eksperimen khusus di atas pada waktunya akan menuntun kita memahami efek UBI pada beragam karakteristik dan kelas masyarakat yang berbeda. Mengamati beragam eksperimen UBI secara parsial sebenarnya mengajak kita untuk lebih jelas melihat dinamika perubahan yang diakibatkan oleh kehadiran “uang cuma-cuma” ini. Menurut Scott Santens, pegiat UBI dari New Orleans, AS, memperbanyak eksperimen UBI kecil-kecil dengan beragam target komunitas ini sebenarnya adalah soal “storytelling” dan strategi kampanye jangka panjang.
Setiap individu dan komunitas penerima UBI itu adalah sumber cerita yang sangat kaya dan dapat digunakan sebagai bahan narasi untuk mempromosikan kebaikan UBI. Efek psikologis dan kesehatan mental yang dirasakan oleh setiap individu penerima basic income rasanya akan sulit ditukar oleh angka-angka statistik biasa. Ada kekuatan dalam setiap cerita, apalagi cerita yang menggugah dan inspiratif seperti ketika kehidupan seseorang bisa berubah 180 derajat setelah mendapatkan uang tunai bulanan secara teratur di tangan. Disinilah kekuatan eksperimen yang disebut kecil dan tidak universal tadi tidak dapat diremehkan
Ketika basic income diberikan kepada pengangguran, bukan berarti basic income paling cocok untuk pengangguran, tetapi eksperimen itu ingin menguji efeknya pada pengangguran. Jika basic income diberikan pada tuna wisma, seperti eksperimen di Kanada, bukan berarti tuna wisma-lah yang paling tepat mendapatkan UBI, tetapi kita ingin melihat bagaimana efek UBI terhadap tuna wisma. Demikian seterusnya. Nah, ketika setiap kepingan cerita (zoom-in) itu dapat terus dirangkai menjadi satu (zoom-out), maka kita akan bisa menyebut gambaran besar atau “penjumlahan” dari semua cerita itu sebagai ‘Universal’ BI.
Ketika semakin banyak orang dan pengambil kebijakan menyadari pengaruh positif UBI, maka mereka dapat menggunakan atau mendorong ide itu menjadi kebijakan riil. Melalui proses demikianlah eksperimen-eksperimen kecil UBI ini nantinya dapat memberikan efek yang besar dan bahkan bisa menjadi cerita yang universal.