COVID-19 dan Basic Income: Hasil Evaluasi dari Eksperimen Kenya

Jaminan Pendapatan Dasar Universal (UBI) adalah bentuk khusus dari bantuan tunai tanpa syarat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dan diberikan kepada semua orang dalam komunitas atau wilayah tertentu. Dalam beberapa tahun terakhir, manfaat UBI telah diperdebatkan cukup hangat di berbagai negara. 

Salah satu argumen yang mendukung UBI adalah bahwa UBI dapat menjadi safety net bagi semua orang. Ia dapat menjadi "bantalan" ekonomi bagi individu atau rumah tangga ketika terjadi bencana dan tekanan ekonomi. Argumen semacam itu biasanya sulit untuk diuji, karena melibatkan kondisi krisis yang terkadang langka atau tak terduga.

Namun, ketika pandemi COVID-19 melanda, kini para peneliti UBI memiliki kesempatan untuk melihat efek dari kebijakan free money for everyone ini. Seperti kita tahu, sebuah percobaan UBI selama 12 tahun sedang dijalankan di Kenya. Tanggal 2 September 2020 yang lalu, para peneliti merilis hasil evaluasi mereka terhadap dampak UBI berjalan ini kepada publik (unduh laporan di sini).

Evaluasi dampak UBI ini dilakukan di Siaya dan Bomet Counties di Kenya, yang memiliki populasi masing-masing 940.000 dan 860.0001. Sekitar 630.000 orang di kabupaten ini hidup di bawah garis kemiskinan pemerintah Kenya (kurang dari $15 per anggota rumah tangga per bulan untuk daerah pedesaan, dan US $28 untuk daerah perkotaan).

Pada saat survei awal, rumah tangga rata-rata memiliki 1,7 hektar tanah, 86 persen memiliki telepon, 13 persen memiliki rekening bank (termasuk rekening digital), 73 persen memiliki usaha pertanian, 21 persen memiliki usaha non-pertanian dan 85 persen mengalami kelaparan di tahun sebelumnya.

GiveDirectly, selaku lembaga donor yang memberikan UBI, telah bekerja sama dengan para peneliti, termasuk Abhijit Banerjee, penerima hadiah Nobel ekonomi 2019, melakukan evaluasi efek jaminan pendapatan dasar universal ini. Sekitar 295 desa dan 14.474 rumah tangga secara acak telah dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kelompok yang berbeda:

Pertama, Kelompok pembanding. Ada 100 desa (sekitar 11.000 orang), yang warganya tidak menerima UBI.

Kedua, Kelompok penerima UBI jangka panjang. Ada 44 desa (sekitar 5.000 orang) yang menerima pembayaran sekitar US $ 0,75 per orang dewasa per hari selama 12 tahun.

Ketiga, Kelompok penerima UBI jangka pendek. Ada 80 desa (sekitar 8.800 orang)yang menerima pembayaran sekitar US $ 0,75 per orang dewasa per hari selama 2 tahun.

Keempat, Kelompok penerima pembayaran satu kali (lump-sum). Ada sekitar 71 desa (sekitar 8.800 orang) yang menerima pembayaran 1 kali sebesar US $500.

Transfer dimulai sejak tahun 2018 secara digital melalui M-PESA, layanan uang seluler yang digunakan secara luas di Kenya.

Hasil Evaluasi

Secara keseluruhan, studi ini menemukan bahwa penerima transfer memiliki ketahanan pangan dan kesehatan fisik serta mental yang lebih baik daripada mereka yang tidak menerima transfer UBI.

Usaha-usaha kecil yang dikembangkan oleh penerima UBI tetap beroperasi, namun pendapatan yang diperoleh berkurang akibat pandemi. Transfer UBI jangka panjang juga telah mendorong peningkatan aktivitas komersil. Sebelum pandemi melanda, penerima telah mendiversifikasi aliran pendapatan mereka ke usaha-usaha non-pertanian baru dan melihat peningkatan keuntungan yang besar dari usaha ini tanpa mengurangi pendapatan dari tenaga kerja upahan atau pekerjaan pertanian.

Dalam konteks ketahanan pangan dan kelaparan (sekitar 68 persen responden dari kelompok kontrol melaporkan mengalami kelaparan dalam 30 hari terakhir), penerima UBI dilaporkan 5-11 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami kelaparan. Efek ini secara signifikan lebih besar untuk penerima UBI jangka panjang dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima UBI.

Kelompok penerima UBI juga memiliki 4-6 persen lebih rendah dalam hal memiliki anggota rumah tangga yang sakit selama 30 hari terakhir dibanding dengan kelompok non penerima UBI. Dari sisi kesehatan mental, depresi juga dirasakan lebih rendah oleh kelompok penerima UBI jangka pendek dan jangka panjang, namun tidak dalam kelompok penerima lump-sum (kelompok keempat).

Kelompok penerima UBI juga cenderung 3-5 persen lebih rendah dalam hal mencari bantuan medis. Artinya, peningkatan kesehatan ini memiliki potensi mengurangi beban sistem kesehatan yang ada, terutama dalam masa pandemi seperti saat ini. Ada juga beberapa bukti bahwa transfer mengurangi interaksi sosial (seperti frekuensi kunjungan ke teman atau kerabat) yang secara langsung dapat menurunkan tingkat penularan COVID-19.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi pemberian UBI ini menunjukkan bahwa uang tunai dapat membantu rumah tangga terhindar dari kelaparan dan bertahan dalam krisis. Akan tetapi, dengan masih kecilnya persentase di atas, jika krisis pandemi ini terus berlangsung dan tidak terkendali, maka UBI sendiri (dengan besaran dan skema seperti di Kenya) kemungkinan juga akan kewalahan untuk memproteksi setiap rumah tangga disana.

Tentu pelajaran yang bisa kita ambil adalah: jika dengan UBI saja warga di pedesaan Kenya ini masih demikian berat dan terpukul oleh pandemi, bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki bantalan sama sekali?

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *